So....Bungul...
Aku memang bodoh tak berperasaan!
Segepok emas berlingkarkan
berlian aku menolaknya dan lebih memilih berjalan kaki meninggalkannya dengan
tanpa menoleh! Begitu sombongkah diriku kini? Apakah sifatku bukti penolakan
atau demi harga diri belaka? Mana ada manusia yang tidak mau emas beserta
berlian! Camkan baik-baik frekuensi yang tidak berkiinginan sangatlah langka.
Kurang menarik apa dia, cobalah
bentuk emas itu maka kau akan dapat uang yang fantastis. Gerak latah tak terwujud dalam gerak sang tangan, mata tak
melotot seperti biasa. Impoten telah menjalur kearah kemaluan nafsu? “Harusnya
kau ambil siapa tahu nanti bermanfaat!” Namun apa lajur yang telah lewat maka
lewatilah, terserah itu indah atau tidak karena jika kiranya baik maka Tuhan
akan mengembalikan apa yang telah teerlangkahi. Segampang itu? IYA…
Di zaman yang serba mengorbankan
segala prinsip demi sebuah tai kau masih saja bersikukuh menyampah? Kau lebih
hina dari tai meskipun kami sebenarnya tai yang didaur ulang dengan serta merta
dioalah guna pencitraan nadir kerja. Ah kau ini bagaimana, prinsipmu tak akan
berguna, jangan sok idealis. Seidealis-idealisnya dirimu toh butuh juga makan
kan. Memang nasi hanya dapat kau dapat dari kerja ikhlasmu itu? Oh no no no kau
terlalu berfantasi kawan, sudah sepatutnya kau bersenang-senang dengan etos
kerjamu yang brilian itu. Ikutlah kami, campakan saja keiedalisanmu yang
melaparkan itu. Kau tak lebih zombie yang mencoba bertahan hidup tanpa memakan
daging segar kawan. Lihatlah! Pakai matamu yang terkenal sebagai mata elang,
tajam hingga partikel terkecil unsur kehidupan! Ayolah! Apa lacur tak
menyenangkan bagimu.
Ya aku memang bodoh, jika aku
pintar maka aku akan berfoya-foya. Nampaknya aku tak skeptis terhadap guratan
takdir yang bisa dirubah dengan berguna bagi sesama. Buat apa mengharap suatu
hadiah akan kebaikan, karena Tuhan selalu membutuhkan keluguan orang-orang
bodoh.
Komentar
Posting Komentar