Semacam Istirahat
Kau kira apa yang kulakukan di
sini? Mengasingkan diri? Menenangkan diri dari hiruk pikuk aktifitas? Atau
perpindahan molekul sampah ke partikel hening?
Dengan hanya bermodalkan hp
‘citul’ terhiburkan oleh musik, ya hp musik dengan layar ‘memblerekkan mata.
Ini bukan soal mampu atau tidak demi hadirnya hp ‘Tuna’ di tengah euphoria
zaman gemebyar matrealis, sebenarnya ini sebuah kondisi “mepet”. Pun demikian
fakor keberuntungan disertai kecorobohan lah masih saja adem ayem menaungi.
Ekspektasi tinggi terhadap modem guna meningkatkan daya pacu otak menyerap
energi pepes kosong belaka. Ini kasus seperti penggunaan smartfren di pelosok,
gak ada sinyal boss. Lah iya lah sinyal 3G di sini, 2G saja sudah megap-megap.
Kehadiranku di sini bukan suatu
pelarian atas rekan yang insyaallah berbawel ria guna terealisasinya tugas
akhir. Apalagi kalau bukan skripsi, hal tabu bagi mahasiswa semester 7 ke atas
(kok bahas masalah kuliah lagi, cut!!!). Perjalanan apa yang telah disiapkan
oleh sang Maha Kuasa tetaplah akan menjadi misteri selamanya. Nyatanya dengan
nadir tekhnologi senja mampu membius mata yang entah kapan aku ingin
mengabadikannya. Senja yang berusaha menggugah kecongkakan pohon menjulang
pemantul keelokan sang maha seni.
Tanah kelahiran nun hanya
terjamah tak lebih dari 8 tahun lamanya, entah seperti apa jalan kehidupan.
Adakah tahun-tahun selanjutnya guna kesempatan mengabdi? Atau memang tanah
kelahiran tergolong semacam pijakan mengenal udara? Ah akan selalu ada
keterpautan, entah seperti apa nanti, bukankah kasih cinta itu memberi bukan
menerima? Hey senja bagaimana caramu melukis langit-langit dengan kuas citra
seni bernilai tinggi, rasanya ingin belajar darimu.
Komentar
Posting Komentar