Bulat hijau: Teman Dekat.



Harus dimulai dari mana kisah ini bosku? Sudah lama toh tak mendengar awak bercerita atau sekedar nyampah di sini. Baiklah, walau tidak selihai Seno Gumira Ajidarma dalam “mempreteli” kalimat. Setidaknya awak berani mencoba. Jadi mari kita mulai saja.

Hari-hari ini Instagram mengagetkanku, sebagai media sosial yang lagi hits badai terobosan-terobosan sangat perlu dilakukan. Begitu pula yang dilakukan oleh instagram. Namun itu semua justru membingungkanku, heleh ancene aku seng kudet og.

Setelah bunder-bunder abang nang duwur awang-awang, seng kadang nyepetke mripat lek ora diilangi.  Ya terkadang asal mencet aja sih biar merahnya berubah jadi putih, mau dinononaktifkan “story” itu kok ya eman. Jadi serba tanggung, mau dilihat takut kuota habis. Maklum hp masih 3G, wifi jauh, nongkrong jarang. Tapi ya dasarnya keinginan untuk mengetahui aktifitas teman memang tinggi, tahu-tahu ya dapat pemeberitahuan “kuota internet anda sudah habis, silakan isi ulang untuk melanjutkan ngepoin mantan” zzzzzzzzz. Ku ambil simcard, tak injak-injak depan khalayak ramai penghuni kos-kosan. Sambil bertelanjang dada, berkolorkan merah muda, di balik dada berkelebat seprai kasur kehitaman, efek munculnya jamur di sana-sini. Ritual diakhiri dengan pembakaran simcard, disaksikan oleh khalayak ramai. Ditutup dengan memasukan debu ke botol aqua, lantas diguyur air dan diminumkan kepada semua saksi. Agar tidak terkena hukum karma.

Nah kan, kalau urusan imajinasi tak ada akhir. Kini pihak instagram menyematkan fitur baru. Setelah beredarnya ijo-ijo muda dengan tulisan “favorit” kini ada yang menjengkelkan lagi, ada fitur “teman terdekat” sungguh terobosan yang waw sekali. Pertanyaanya seperti ini, bukannya semua bunder abang-abang iku bentuk rasa berbagi kita sebagai warga instagram yang baik, baik itu kesedihan, gembira, pemberitahuan. Ya, yang penting kita sadar untuk berbagi bukan. Lantas untuk apa ada fitur favorit, tidak habis pikir aku jadinya. Belum habis perkara favorit ini, muncul terobosan “mengesalkan” lainnya. Fitur teman dekat.

Bagi sebagian manusia, teman dekat adalah fitroh. Tapi tidak adanya dengan awak boss. Sek, jadi mari kita pusingkan arti teman dekat ini ya. Ayo mulai! Sebenarnya teman dekat itu yang secara letak dekat dengan kita saat ini? atau jarak tidak masalah asal ada kecocokan? Nah atau hanya karena sering curhat terus nyambung, padahal belum ketemu tiba-tiba bisa jadi teman dekat atau lebih jauhnya sahabat terbaik? Embuh wes.

Bagiku pertanyaan teman dekat adalah pertanyaan menjebak. Kenapa? Kita dipaksa untuk memasukkan beberapa teman kita kepada golongan elit dan rakyat (istilahnya gitu ya). Setelah itu apa-apa sama dia, dengan hastag selalu tidak lupa #bestfriend sambil berpose seceria mungkin. Ceria adalah koentji. Umumnya teman dekat dimiliki oleh cewek, cowok sebenarnya punya tapi tidak main geng-gengan “ekstrim” layaknya cewek. Aku memang menolak paham penggolongan ini, bahkan jika kau tanya sekarang juga. “Cuk, siapa sahabat dekatmu?” aku bakal belingsatan, terus jawab muter-muter berusaha untuk mengalihkan pertanyaan. Sungguh itu pertanyaan berat. Instagram juga justru menambah beban tersebut.

Betapa tidak risih, setiap membuka profil instagram selalu muncul pertanyaan “Pilihlah teman dekat anda” selalu seperti itu. Bahkan sudah berkali-kali di tutup dan dibuka kembali, masih terpampang persis di atas gambar profil. Sungguh mengesalkan.

Tempo hari seorang teman, sebenarnya tidak terlalu dekat amat sih. Ya hanya ngobrol biasa, dia temannya temenku yang secara aklamasi menjadi temanku jua. Ruwet kan? Intinya tidak ada ­obo-obo “mulai sekarang kita berteman” ya ngalir saja, ujug-ujug temenan.  Iseng-iseng ninggal komentar di bunder abang-abangnya eh dijawab, ya sudah diteruskan. Rutinitas ini pun berlanjut, sampai tukar nomor hp. Habisnya IG borosin kuota, Whatsapp kan ringan, bahkan cenderung gratis untuk jaringan tri. Nah, suatu hari dia mengaktifkan fitur teman dekat. Loh kok awak masuk ke dalamnya. Heran iya. Kok bisa? Padahal kalau awak gak ngirim pesan duluan dia gak bakal menyapa. Gak percaya? Ini sudah berapa hari tidak ada kukirim pesan ke dia, dan taraaaaa. Tiada obrolan baru bukan, meskipun kalau di kirimi pesan responnya bagus. Daripada temannya satu itu, kalau butuh cepet responnya. Kalau enggak, pesen dibaca iya, dibales kalau lagi mood. Terkadang dibaca pagi, dibales malam menjelang tidur. Heuh. Kan panjang, seharusnya ini sudah paragrap baru, lanjut saja sudah.

Nah, perihal pemilihanya kepadaku sebagai teman dekatnya benar-benar itu di luar dugaan. Suer dah. Bayangkan, bayangkan cuk, bayangkan. Kita bertemu Cuma sekali itupun pas mau jalan sama temannya, awak jadi tukang jepretnya kisahnya waktu itu. Habis itu belum bersua secara langsung hingga hari ini, kecuali beberapa kesempatan ngobrol di WA, itu saja. selamat, anda pertama kali yang menganggapku sebagai teman dekat di instagram, andai air mataku bisa keluar maka sudah banjir ini bak mandi. Sungguh. Hatiku terenyuh. Betapa mengharukan ada yang secara terang-terangan membaiatku menjadi teman dekat. Terimakasih. Terimakasih. Oh, malah curhat ­teko ndi-ndi.

Sebenarnya sah-sah saja, instagram menyematkan fitur baru. Aku saja yang tidak suka. Bagiku teman adalah teman, tidak ada isolasi dekat dan jauh. Semua sama. Bahkan aku tidak suka konsep “sahabat” sungguh itu rasisme terselubung dalam hubungan pertemanan. Sungguh, tiada yang abadi selain kepentingan. Kita berteman toh juga karena “butuh” dalam skala yang luas. Silakan alokasikan “kebutuhan” itu sesuai selera anda. Tapi bagiku teman adalah teman, hanya dibagi ke kategori teman sepermainan, teman hidup, teman huru-hara, teman sedih, teman senang, teman sekolah, teman kecil dan teman-teman lainnya yang jika disebutkan satu persatu tidak akan bakal lengkap. Begitulah kiranya.

Jadi sampai sekarang, untuk masalah pelik satu ini memang ku serahkan seluruhnya kepada teman-teman. Mau menganggapku teman dekat terimakasih, teman saja ya terimakasih. Karena bagiku teman adalah teman, tiada kata mantan kan dalam cerita pertemanan? Kita hanya membina dan menjaga.

Sudahkah anda memberi list teman dekat anda kepada instagram? jangan tanya kepadaku, karena teman dekat itu adalah mitos.

Yogyakarta, 12 september 2017.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nomor Stambuk, nomor legenda.

Gila Sama Dengan Waras

Jejak Temu