Pagi ini

Sebuah kata selamat datang, pagi ini memang bukan pagi yang luar biasa. Pagi yang sama dengan pagi yang lain, tentunya dengan perasaan damai masih menyelimuti kelebihannya kali ini maqamnya berbeda. Ya di tempat yang kebetulan ku injak ini merupakan kota terbesar di Kalimantan Tengah, siapa yang tidak tahu Kota Palangkaraya ibukota Kalimantan tengah selain boomingnya Pangkalanbun yang tiba-tiba saja menyeruak ke permukaan pasca tragedi keplesetnya pesawat mahal berpromo melimpah. Sekilas nampak ganjil dengan tata letak kota ini, bangunan berpendar dari masing-masing penjuru, kotanya lengang, lalu lintasnya berjalan lancar, masing-masing pengemudi berjalan santai. Tak terasa hawa ibukota yang melulu digambarkan dengan keglamoran. Tengoklah Surabaya dengan aktifitas macet, polusi sebagai makanan ringan, gedung berderet tinggi bersaing. Semarang pun demikian, meski tidaklah terlalu mewah seperti Surabaya kesan aura kota metropolis penyangga Jawa Tengah tetaplah terjaga. Ini praduga, karena hingga kini Semarang termasuk daerah yang masuk dalam list penasaran karena tanahnya belum terinjak-injak. Ah sudahlah jika memperbandingkan maka selalu tak ada akhir, inilah Palangkaraya dengan ciri-cirinya bukan. Nampaknya ketenangan masih terasa damai di kota ini, biarlah menjadi apa adanya.

Ketenangan seakan terusik, air yang jernih sebening mata memandang alam nan eksotis ternyata hanya fatamorgana. Hey kok bisa? Bagiku yang dengan ketidakberdayaan hanya dapat menyegarkan tubuh dengan air berwarna coklat hasil persilangan antara air hujan tercumbu air sungai diselingi partikel tanah kecoklatan. Entah seperti apa hukumnya wudhu menggunakan air ini, karena air itu berwarna coklat sedangkan di Islam air tak boleh berwarna. Susah kan, ah persetan dengan syarat aku lebih memilih menyerahkan kembali kepada Tuhan karena usaha untuk beribadah lebih penting daripada sekedar memperdebatkan hal remeh mengenai syarat. Hya. Pun demikian air yang kelihatannya jernih di kota metropolis Kalimantan Tengah, bening-bening anyir. Rasa yang terkandung dalam air tidak bisa dilepaskan dari struktur bumi kalimantan yang termasuk lahan gambut. Ah mengenai kondisi ilmiahnya nanti browsing sendiri. Perlu kiranya penulis mampir kemari demi sekedar mencari inspirasi atau sekedar mencari ketenangan. Hamparan bumi menghampar yang jarang disadari akan sebuah kandungan magis. Sekian posting perdana.:D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nomor Stambuk, nomor legenda.

Gila Sama Dengan Waras

Jejak Temu