Pertemuan...
Hai teman lama apa kabar? Aku sungguh penasaran dengan pengalamnmu yang akan kau bagikan denganku. Kegetiran serta beban yang seharusnya tak kau pikul serta seharusnya ada ditanganmu kau pikul dengan genggaman erat. Alibimu mulia taat kepada orangtua kau rela menyisihkan egomu demi sebuah ‘kebahagian’. Kebahagian yang tentunya menyisakan rasa getir nan nanar di pundakmu. Semacam ketidakberdayaan memenuhi takdir yang sayangnya begitu-begitu saja. Tidak bolehkah kita memenuhi takdir sendiri sebagai perwujuan kapasitas manusia beradab nan unggul? Hai teman…. Pantaskah aku kau anggap teman sedangkan aku hanya mampu membuat harimu semakin tak menarik. Meringankan tidak, membebani iya. Setelah beberapa tahun tak bertemu seakan mencanggungkan suasana. Naïf rasanya jika mengharapkan kau tidka berubah. Demikian pula denganku yang terasa sang...