Kami kembali!
Hey Ben, aku tidak suka kau berinteraksi dengan wanita seperti itu. Itulah SMS yang kau kirimkan ke ponselku, seketika aku tersentak dengan hati berbunga. Ah, dia ternyata cemburu, buktinya dia memerhatikan bagaimana aku bercanda dengan teman wanita sejurusan yang baginya kurang tepat. Kau tahu, betapa aku merasa seperti orang yang beruntung diperhatikan olehmu. Hebat sekali efek sebuah kata, padahal hanya bualan semata. Benarkah begitu? Sebenarnya hatiku meronta, apakah ada yang salah? Aku hanyalah bercanda dengan mereka, tak sampai hati kupeluk mereka, tidak pernah aku merangkul mereka. Lantas dimana yang salah? Rasa bersalah atas suatu yang dilakukan terus menerus sehingga menjadi kebiasaan itu perlahan mati dalam langkahku, itu salahku? Wedus! Sekali lagi kutimbang, akan tetapi hanya sejenak. Titahmu bagiku adalah perhatian, dan perhatianmu sudah sangat kelewat mahal untuk kucecap. Sebagai manusia yang dimabuk asmara, apa yang dikatakan oleh wanita dambaan ...